45 RS Lolos Babak Final PERSI Award – MAKERSI Award Lakukan Presentasi, Nantikan Pemenangnya pada Seminar Nasional PERSI 2025

PERSI AWARD – MAKERSI AWARD hari ini, 20 September 2025 memasuki penjurian babak final. Para juri melakukan penilaian atas presentasi yang dilakukan 45 peserta di 9 kategori. Masing-masing kategori menghasilkan 5 peserta yang lolos ke babak final. Mereka melakukan presentasi yang diikuti sesi tanya jawab.

Penjurian dilakukan secara hibrid, para juri hadir luring di Hotel Santika Jakarta dan sebagian bergabung secara daring melalui Zoom. Sementara, seluruh peserta melakukan presentasi secara daring.

Para dewan juri memberikan penilaian sesuai kriteria yang ditetapkan. Daftar pemenang nantinya akan diumumkan pada rangkaian Seminar Nasional 2025 yang akan diselenggarakan pada 25-28 September 2025 di ICE BSD, Tangerang. Para juri terdiri atas Pengurus Pusat PERSI dari berbagai kompartemen, para pakar, praktisi, serta profesional.

PERSI AWARD – MAKERSI AWARD merupakan ajang penghargaan bagi Rumah Sakit, sebagai salah satu bentuk kontribusi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dalam upaya meningkatakan mutu perumah sakitan di Indonesia.

Seperti juga kegiatan-kegiatan lain dalam rangkaian Seminar Nasional 2025, tema yang diangkat adalah Improving Access, Quality, and Safety through Financial Sustainability. Terdapat 9 kategori lomba yaitu Kode Etik dan Perilaku Rumah Sakit, Corporate Social Responsibility, Green Hospital, Health Services During Crisis, Healthcare Workers Wellbeing, Leadership and Management, Quality and Patient Safety, Innovation in Healthcare IT, serta Customer Service, Marketing and Public Relation.

Pada sesi presentasi, RS Umum Daerah Kabupaten Mimika memaparkan tentang Sistem Layanan antar Pulang Pasien Rawat Inap Orang Asli Papua atau SA ANTAR KO yang dijalankan pada 2025. Program ini bekerja sama Maxim, perusahaan taksi daring. Ada pula presentasi RS Islam Jakarta Cempaka Putih yang mebawakan topik Menebar Menjaga Keselamatan: Ketika ZIS Menjadi Penyelamat Pasien.

Para juri menggali kemungkinan program inovasi itu diduplikasi oleh RS lain, serta peluang pengembangan agar mengalirkan dampak yang lebih besar. Selain itu, muncul pula pertanyaan tentang dana yang dialokasikan serta dukungan dari pimpinan RS. (IZn – persi.or.id)