Sebanyak 100 orang yang terdiri atas pimpinan, manajemen rumah sakit (RS) Indonesia serta pengurus PERSI mengikuti Hospital Management Asia (HMA) 2025 di Ho Chi Minh, Vietnam pada 10-11 September 2025. PERSI sendiri menjadi salah satu mitra resmi asosiasi RS pada HMA 2025.
Pada artikel yang dimuat di manajemenrumahsakit.net, disebutkan total peserta mencapai 1.200 orang dengan 65% di antaranya adalah para CEO RS di Asia.
Guru Besar dan Dosen Senior di Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD dalam artikel itu menuliskan, ia diundang sebagai salah satu juri dalam HMA.
“HMA Award terdiri atas berbagai kategori. Posisi sebagai juri ini sudah sekitar 10 tahun, partisipasi RS-RS Indonesia masih perlu ditingkatkan, walaupun saat ini sudah semakin membaik,” kata Prof. Laksono.
“Sebagai latar belakang pertemuan, dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi kesehatan telah menjadi fokus perhatian di HMA. Hal ini mencerminkan transformasi digital yang pesat di berbagai RS di Asia. HMA 2025 tetap fokus ke prinsip-prinsip inti manajemen rumah sakit yaitu kualitas dan keselamatan dan pengalaman pasien, serta kepemimpinan yang efektif. ”
Pada pidato pembukaan oleh Wakil Menteri Kesehatan Vietnam Nguyen Tri Thuc terungkap, Partai komunis Vietnam berusaha mengembangkan sistem kesehatan. Ada berbagai Resolusi dari Polit Biro untuk pengembangan riset, teknologi kedokteran dan juga private sector.
“Terdapat pula resolusi untuk pengembangan quality standard framework sesuai dengan benchmark internasional. Digital transformation dikembangkan termasuk e-MR telehealth, pengembangan SDM agar masuk lebih dalam ke daerah remote. Seluruh bagian SDM kesehatan harus mengikuti petuah Bapak Negara HoChiMinh, dan tetap menghargai perkembangan teknologi,” tulis Prof. Laksono mengutip pidato Wakil Menteri Kesehatan Vietnam.
Wakil Menteri Kesehatan Vietnam mengungkapkan, pihaknya harus belajar dari kasus-kasus yang dibahas di seminar ini, agar terjadi transformasi yang lebih cepat. “Saya percaya dengan adanya pembicara-pembicara ahli termasuk dari internasional dapat mengembangkan mutu pelayanan di Vietnam.” (IZn – persi.or.id)