CEO Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih dr. Pradono Handojo, MBA., MHA berbicara dalam sesi Staff Experience, hari kedua Hospital Management Asia (HMA) 2025 di Ho Chi Minh, Vietnam pada 10-11 September 2025. PERSI sendiri menjadi salah satu mitra resmi asosiasi RS pada HMA 2025.
Dari Indonesia, sebanyak 100 orang yang terdiri atas pimpinan, manajemen rumah sakit (RS) Indonesia serta pengurus PERSI mengikuti acara tahunan ini. Pada artikel yang dimuat di manajemenrumahsakit.net, disebutkan dr. Pradono mengupas topik Using wellness as a business strategy to increase hospital staff productivity.
Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS. FISQua pengajar Magister Manajemen Rumah Sakit UGM yang juga pengurus pusat PERSI menyebutkan, presentasi oleh dr. Pradono menyoroti bagaimana wellness program dijadikan strategi bisnis untuk meningkatkan produktivitas staf rumah sakit.
“Latar belakangnya, sejak menjabat pada 2020, CEO melihat masalah serius, banyak dokter dan perawat mengalami obesitas, kelelahan, stres, pola makan buruk, dan gaya hidup tidak sehat, meski mereka bekerja di sektor kesehatan,” tulis Dr. Hanevi.
Melalui pemeriksaan kesehatan tahunan, ditemukan pola bahwa semakin tinggi jabatan staf, semakin meningkat pula masalah obesitas dan penyakit metabolik (hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi). Kondisi ini berdampak pada kehilangan dokter spesialis produktif di usia muda karena penyakit yang dapat dicegah.
Untuk mengatasi hal tersebut, RS Islam Jakarta meluncurkan program wellness dengan fokus pada lima aspek: stress management; sleep quality; sports/exercise; sustenance (pola makan sehat); smoking reduction. Program ini menargetkan 10% staf dengan obesitas tertinggi, memberikan fasilitas seperti: konseling gizi dan pendampingan oleh nutrisionis; penyediaan makanan sehat dari kantin (menggantikan uang makan tunai); olahraga kelompok wajib dua kali seminggu; monitoring berat badan dan KPI mingguan; kompetisi antar tim dengan sistem penghargaan; grup Whatsapp untuk pendampingan harian dan peer pressure positif.
Hasilnya cukup signifikan: dalam 30–90 hari, peserta mengalami rata-rata penurunan berat badan 2,6 kg, penurunan BMI, serta peningkatan kualitas tidur dan energi. HR mencatat peserta program lebih jarang sakit dan memiliki kepuasan kerja lebih tinggi. “CEO menekankan bahwa dengan kesejahteraan staf, maka produktivitas meningkat, pelayanan pasien membaik, dan pada akhirnya berdampak pada kinerja bisnis rumah sakit,” kata dr. Pradono seperti dikutip manajemenrumahsakit.net. (IZn – persi.or.id)