PT ISM PERSI berkolaborasi dengan Oracle Indonesia menyelenggarakan webinar “Implementasi AI dan Sistem Analitik. “ Acara yang merupakan kegiatan kedua Serial Webinar Tren dan Inovasi Terkini SIM RS, EMR, dan Digitalisasi RS itu diselenggarakan Kamis, 4 September 2025. Sebanyak 700 peserta dari kalangan rumah sakit (RS) seluruh Indonesia menyimak melalui Zoom dan YouTube PERSI Pusat.
Sebelumnya, serial pertama diselenggarakan pada 31 Juli 2025 mengupas tema Keamanan Digitalisasi RS dan Privasi Data Pasien. Serial webinar ini didedikasikan bagi pimpinan, manajemen dan, tim IT RS untuk menguatkan kematangan digital RS.
Pada webinar kali ini, narasumber yang dihadirkan adalah Ketua Kompartemen Data Dan Teknologi Informasi PERSI Anis Fuad, S.Ked, DEA, Ketua Tim Transformasi Digital RS Annisa, Tangerang, Banten, dr. Dwi Edhityasrini P., MM, serta Master Principal Consultant Oracle Technology, Oracle Indonesia, Lambertus Wardana.
Anis Fuad pada paparannya menjelaskan, proses kematangan digital, termasuk impelementasi AI dan sistem analitik di industri kesehatan memang membutuhkan waktu. Ia mencontohkan AS yang telah menerapkan regulasi rekam medis elektronik (RME) sejak 2009 namun baru optimal mengimplementasikan pada 2017.
“Di negara yang terbilang maju saja, untuk RME saja, dibutuhkan waktu 8-9 tahun, sehingga saya kira Permenkes yang mengatur RME dan menetapkan target itu lebih bersifat membangunkan kesadaran kita. Sehingga RS, dalam impelementasi AI dan sistem analitik bisa mencontoh RS An-Nisa Tangerang. Memang diperlukan waktu dan proses, terutama dukungan direksi, ada tim yang didukung penuh oleh direksi yang terdiri atas clinical champion, tim IT, serta mitra klinisi topik untuk melakukan proses digitalisasi,” kata Anis Fuad.
Selanjutnya, dalam kaitannya dengan impelementasi AI dan sistem analitik, setelah proses digitalisasi berjalan, tim IT yang terus didukung pimpinan RS, menyusun daftar aspek atau kegiatan yang berpotensi melibatkan AI. “Selanjutnya, pilih 1-2 aspek yang paling relevan, saya kira jika konteksnya pimpinan daerah, juga akan senang sehingga cerita baik ini akan terus menyebar dan menjadi model bagi pengembangan lainnya.”
Sementara, Dwi Edhityasrini menjelaskan, pihaknya telah melakukan pengembangan digital sejak 2019 dengan melibatkan pihak ketiga, dan pada tiga tahun berikutnya mulai dilakukan tim internal. Sedangkan saat ini pengembangan internal terus dilakukan, untuk beberapa modul melibatkan vendor atau penyedia jasa sesuai kebutuhan.
Senada dengan Anis Fuad, tim transformasi digital juga mengidentifikais aspek-aspek yang bisa melibatkan impelementasi AI dan sistem analitik. “Pimpinan kami menyebutkan quick win. Saat ini dengan impelementasi AI dan sistem analitik kami sudah bisa melakukan evaluasi pada dokter, mulai sistem absensi, jam visit, serta kaitannya dengan tindakan medis, baik itu yang sudah memenuhi kebutuhan pasien maupun efisiensi, serta sebaliknya yang kami nilai over,” kata Dwi Edhityasrini.
Dwi Edhityasrini mencontohkan, pihaknya kini telah memiliki sistem yang memungkinkan edukasi kepada pasien yang bisa mengkalkulasi dampak yang dihasilkan jika pasien mengikuti anjuran medis, terutama kaitannya dengan pengurangan risiko, yang bahkan telah dihitung secara angka. “Sekaligus juga memungkinkan kami memperkenalkan pada pasien, produk wellness milik RS yang bisa berdampak positif pada kesehatannya.”
Selain itu, AI dan sistem analitik juga telah terbukti membantu RS Annisa mengantisipasi klaim pending dan gagal verifikasi BPJS Kesehatan. “Sistem bisa deteksi diagnosa yang kurang dan dokumen kurang lengkap. Sistem ini memudahkan kami karena dalam sehari jumlah kunjungan sedikitnya 1.400.”
Oracle Indonesia, pada sesi paparannya merinci sejumlah perusahaan yang telah mengadopsi solusi yang ditawarkan, di antaranya Tiktok serta PT KAI, sementara di sektor kesehatan terdapat RS Mayapada, Prodia, serta RS Mitra Keluarga.
Lambertus Wardana menyatakan pihaknya membuka kesempatan bagi peserta webinar yang membutuhkan konsultasi. Sedangkan solusi yang implementasi AI dan sistem analitik yang saat ini ditawarkan Oracle Indonesia berbasis cloud. Diklaim lebih efisien, aman, dan lebih memungkinkan berbagai pengembangan.
“Saat ini kami juga mengingatkan, dalam dunia kesehatan, AI dan sistem analitik bersifat rekomendasi. AI bukan jadi penentu, namun toools atau peralatan bagi RS.” (IZn – persi.or.id)