164 RS Siap Integrasikan RME dengan Platform SATUSEHAT

Sebanyak 164 rumah sakit (RS) mengikuti Lokakarya Implementasi SATUSEHAT Platform untuk Cluster Resource Pengiriman Encounter dan Diagnosis secara daring. Acara itu diselenggarakan Pusat Data dan Teknologi Informasi dan Digital Transformation Office (Pusdatin-DTO) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 26-27 Juli 2023.

”Kami melakukan uji coba dan memberikan pendampingan intensif kepada tenaga IT RS dalam rangka mengakselerasi implementasi integrasi rekam medis elektronik (RME) ke dalam SATUSEHAT Platform. Diharapkan kegiatan ini dapat menambah jumlah fasyankes yang terintegrasi dengan SATUSEHAT Platform, khususnya terkait pengiriman data untuk enam cluster resource dalam Modul Pelayanan Rawat Jalan,” kata Ketua Tim Kerja Perencanaan dan Pengembangan Sistem Informasi Khusus Pusdatin Kemenkes Aang Abu Azhar seperti dikutip dalam situs DTO.

Kegiatan ini juga mendukung implementasi Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis yang mewajibkan seluruh fasyankes untuk menerapkan RME paling lambat 31 Desember 2023. Fasyankes yang belum terintegrasi dapat mempelajari playbook atau modul interoperabilitas SATUSEHAT Platform yang tersedia untuk memahami secara detail bagaimana teknis untuk terintegrasi, lalu dapat melakukan registrasi melalui situs satusehat.kemkes.go.id/platform.

Head of Tribe Ekosistem Inovasi Kesehatan DTO Kemenkes RI sekaligus Ketua Tim Onboarding SATUSEHAT Platform, Patota Tambunan menerangkan, uji coba dan pendampingan integrasi ini dilaksanakan pertama kalinya secara daring kepada RS yang telah mengikuti sosialisasi SATUSEHAT Platform di berbagai daerah.

Pelaksanaan uji coba dan pendampingan difasilitasi oleh 12 trainer dari berbagai rumah sakit yang sebelumnya telah mengikuti program training of trainers SATUSEHAT Platform pada Desember 2022 lalu.

”Meski dilaksanakan daring, dapat dipastikan para peserta mendapatkan pendampingan yang memadai hingga berhasil mengintegrasikan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) ke dalam SATUSEHAT Platform. Pengawasan lanjutan akan diberikan selama satu minggu setelah kegiatan dilaksanakan untuk memastikan tidak ada kendala dan integrasi dapat berjalan dengan baik,” kata Patota.

Salah satu trainer SATUSEHAT Platform dari Rumah Sakit (RS) Pusat Otak Nasional, Fauzan Sandy Pradana menjelaskan, meski dilaksanakan secara daring tidak ada perubahan prosedur maupun teknis pelaksanaan dari uji coba dan pendampingan yang dilakukan sebelumnya.

”Selama proses uji coba dan pendampingan secara daring ini, komunikasi antar peserta sangat interaktif. Mereka juga saling bertukar informasi dalam mengatasi kendala serupa selama proses integrasi berlangsung.” (IZn – persi.or.id)