27 RS vertikal dan 2 Dinkes Ikuti Pendampingan Integrasi RME ke SATUSEHAT

Sebanyak 27 rumah sakit vertikal dan 2 dinas kesehatan (Dinkes) kabupaten/kota mengikuti program pendampingan untuk integrasi dan pengiriman data rekam medis elektronik (RME) ke SATUSEHAT Platform yang diselenggarakan Pusat Data dan Teknologi Informasi dan Digital Transformation Office (Pusdatin-DTO) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (Ditjen Yankes).

Kegiatan ini berfokus pada implementasi modul pelayanan instalasi gawat darurat (IGD) dan rawat inap fase 2. Fase lanjutan ini mencakup data pelayanan terkait pemeriksaan penunjang melalui laboratorium dan radiologi, peresepan, pengkajian resep, pengeluaran obat, instruksi medis dan keperawatan, serta rencana pemulangan pasien. Sedangkan, dalam fase sebelumnya yang dilaksanakan pada 25-27 September 2023 lalu, kegiatan berfokus data pelayanan kunjungan, keluhan, riwayat penyakit, diagnosis, tindakan, prognosis, rencana tindak lanjut, kondisi meninggalkan fasyankes, dan cara keluar pasien.

Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan sekaligus Chief DTO Kemenkes RI, Setiaji dalam sambutannya mengatakan pendampingan ini dilakukan sebagai upaya melengkapi seluruh alur pelayanan di fasyankes, khususnya terkait pada modul IGD dan rawat inap dalam SATUSEHAT Platform.

“Selama tiga hari, tim IT fasyankes yang hadir di sini mendapatkan pendampingan untuk mengimplementasikan kedua modul tersebut secara lengkap. Nantinya diharapkan mereka dapat melakukan hal yang serupa kepada fasyankes lain yang belum menerapkan,” kata Setiaji seperti dikutip situs DTO.

Health Data Officer DTO Kemenkes RI, Sania Fitria selaku fasilitator menjelaskan, salah satu materi yang diberikan adalah pengenalan dan pengiriman data pemeriksaan radiologi terstandar menggunakan Digital Imaging and Communications in Medicine (DICOM). “Fasyankes dapat memproses dan menyimpan hasil pemeriksaan USG, EKG, CT SCAN, hingga MRI yang terstandar ke sistem RME yang digunakan. Sehingga menjadi interoperable dan dapat dikirimkan ke SATUSEHAT Platform.”

Secara teknis para peserta melakukan integrasi pengiriman data pada tahap development menggunakan API Postman dengan berbagai studi kasus yang diberikan, mulai dari pendaftaran pasien, penentuan rencana rawat, instruksi medis dan keperawatan pasien, proses permintaan hingga hasil pemeriksaan penunjang. Tahap tersebut kemudian dilanjutkan pada peresepan, pengkajian, pengeluaran obat, dan perencanaan pemulangan pasien. Keseluruhan studi kasus tersebut juga disesuaikan dengan beragam kondisi pasien, baik dalam pelayanan IGD maupun rawat inap.

Pusdatin-DTO sendiri menargetkan pengiriman data real hasil pemeriksaan penunjang ke SATUSEHAT Platform pada pelayanan IGD dan rawat inap dapat terlaksana pada awal 2024. Hal tersebut dengan mempertimbangkan hasil piloting pada saat staging pengiriman data yang dilakukan oleh fasyankes terpilih.

Menanggapi kegiatan kali ini, Programmer dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Tadjuddin Chalid Makassar, Andis berpendapat, pendampingan yang diberikan oleh fasilitator maupun trainer sangat membantunya dalam memahami proses pengiriman data pada modul IGD maupun rawat inap. Pendampingan intensif dari para fasilitator dan trainer yang terbagi kedalam beberapa kelompok telah mempermudah proses memahami materi dan penyesuaian implementasi di rumah sakit.

“Kami akan berkoordinasi dengan pihak rumah sakit untuk melakukan berbagai penyesuaian dalam mendukung implementasi pengiriman data pasien pada pelayanan IGD dan rawat inap ke SATUSEHAT Platform,” kata Andis. (IZn – persi.or.id)