Inilah Enam Kiat Ginjal Sehat yang Dikampanyekan Kemenkes dan didukung PERSI

Jakarta – “Dalam pencegahan penyakit ginjal kronis, Kemenkes terus berupaya mengkampanyekan perubahan perilaku masyarakat yang kita sebut dengan perilaku CERDIK.

Perilaku CERDIK ini juga meliputi upaya menjaga kesehatan ginjal tersebut,” ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr. Anung Sugihantono, M.Kes, saat membuka Forum Diskusi Dialisis dalam rangka Hari Ginjal Sedunia 2018 hasil kerja sama Kemenkes RI dengan Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKEKK FKM UI) di Ruang Siwabessy, Kemenkes RI, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Inilah enam kiat menjaga ginjal sehat yang dikampanyekan Kementrian Kesehatan.

  1. Melakukan aktivitas fisik secara teratur.
  2. Mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, yaitu rendah gula, garam, lemak dan tinggi serat.
  3. Kontrol tekanan darah dan kadar gula darah.
  4. Minum air putih minimal 2 liter per hari
  5. Tidak mengkonsumsi obat-obatan yang tidak dianjurkan.
  6. Tidak merokok.

Sebelumnya, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) juga mengadakan Simposium Nasional Air Bagi Kesehatan Upaya Peningkatan Promotif Preventif bagi Kesehatan Ginjal di Indonesia yang diselenggarakan berkolaborasi dengan Indonesia Hydraton Working Group (IHWG) serta Danone.

Upaya promotif preventif melalui perilaku CERDIK itu, kata Anang, adalah kepanjangan dari lima aktivitas berikut: cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet sehat dengan kalori seimbang, istirahat cukup dan kelola stress. “Salah satu yang paling penting dan paling mudah, pengukuran berat badan, tekanan darah dan pemeriksaan gula darah secara rutin atau minimal 1 kali dalam setahun di pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular (Posbindu PTM) atau di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes),” ujar Anang.

Sementara, upaya kuratif dan rehabilitatif yang dilakukan Kemenkes, kata Anang, melalui penguatan pelayanan kesehatan, baik itu berupa layanan Haemodialisis (HD), Peritoneal Dialysis (PD), maupun transplantasi ginjal.

Kampanye ginjal sehat itu, dilakukan pada peringatan Hari Ginjal Sedunia atau World Kidney Day yang jatuh pada Kamis, 8 Maret 2018. Data Global Burden of Disease pada 2010 menyebutkan, penyakit ginjal kronis merupakan peringkat ke-27 penyebab kematian di dunia pada 1990 dan meningkat menjadi urutan ke-18 pada 2010.

Sementara, hasil Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi penyakit gagal ginjal di Indonesia sebesar 0,2% atau 2 per 1000 penduduk, sekitar 60% penderita gagal ginjal tersebut harus menjalani terapi dialisis. Prevalensi penyakit gagal ginjal tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah sebesar 0,5%

Dari sisi pembiayaan kesehatan, data Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) tahun 2017 menunjukkan, sebanyak 10.801.787 peserta jaminan kesehatan nasional (JKN) mendapat pelayanan untuk penyakit Katastropik. Pada 2016, penyakit ginjal kronis merupakan penyakit katastropik kedua terbesar setelah penyakit jantung yang menghabiskan biaya kesehatan sebesar Rp2,6 triliun. “Dengan melakukan upaya pencegahan, pengendalian dan tatalaksana hipertensi dan Diabetes Melitus sesuai standar, maka penyakit ginjal kronis dapat dicegah”, tandas Anung.

Berdasarkan data Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2016, sebanyak 98% penderita gagal ginjal menjalani terapi Hemodialisis dan 2% menjalani terapi Peritoneal Dialisis (PD). Penyebab Penyakit Ginjal Kronis terbesar adalah nefropati diabetik (52%) dan hipertensi (24%).  (IZn – pdpersi.co.id)