Inilah Pencapaian RSUD dr. Iskak Hingga Raih Penghargaan PBB

Tulungagung – Berikut pencapaian-pencapaian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Iskak Tulungagung hingga memperoleh Forum layanan publik (public service forum) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)  

Pada Jumat (8/1) 2016, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengunjungi unit reaksi cepat gawat darurat RSUD ini untuk melihat langsung implementasi program panggilan gawat darurat menyerupai 911 di Amerika Serikat yang sukses diterapkan. Sistem ini mengintegrasikan kerja Kepolisian, Kodim, pemadam kebakaran, penanggulangan bencana alam, dan tenaga medis.

“Program panggilan gawat darurat bernomor 320119 ini baru ada di Kabupaten Tulungagung dan mengalahkan layanan kesehatan di RS di Jakarta sekalipun. Dengan sekali pencet telepon, petugas kepolisian, pemadam kebakaran, hingga ambulan akan bergerak ke rumah warga,” kata Nila.

Nila memaparkan, pemerintah pusat saat ini tengah merintis sistem layanan penanganan gawat darurat terpadu melalui sambungan telepon 119, bernama National Comand Center yang melibatkan banyak perangkat keselamatan. Sistem ini rencananya akan terealisasi 2019. Sementara, program panggilan gawat darurat atau Tulungagung Emergency Medical Service (TEMS) di nomor 320119 ini sudah berjalan sejak November 2015 lalu. Dengan sekali telepon, petugas operator di Call Center RSUD dr. Iskak akan mengetahui situasi gawat dan posisi penelepon.

Selanjutnya, laporan itu akan diarahkan kepada institusi terkait, apakah kepolisian, pemadam kebakaran, penangulangan bencana, atau petugas medis. Istimewanya, nomor ini juga bisa menjadi saluran tele-medicine atau panduan penanganan melalui telepon, misalnya jika terjadi anak sakit panas di malam hari, petugas medis akan memberikan panduan penanganan darurat yang bisa dilakukan orang tua di rumah, baik dengan mengompres atau memberikan obat-obatan yang tersedia di rumah. Namun, jika dinilai diperlukan, petugas akan mengirimkan ambulan dan tenaga medis untuk mengevakuasi ke rumah sakit.

Sementara, inovasi paling terkini adalah Instalasi Gawat Darurat Modern yang di(Instagram). Sistem yang dibangun oleh Instagram ini mengaplikasikan sistem modern emergency department, melalui sistem ini para pasien akan mendapatkan penanganan sesuai dengan kondisi gawatnya.

Pemilihan pasien sudah dilakukan pada saat di triase primer (dropzone), pasien yang berada dalam keadaan gawat darurat dimasukkan ke zona kritis. Pasien yang tidak gawat darurat akan dimasukkan ke traise sekunder dan selanjutnya dikategorikan red zone, yellow zone, dan green zone.

Istimewanya, kecepatan respon terukur dan sesuai standar internasional. Pada red zone waktu tanggap secara langsung, yellow zone waktu tanggap 15 menit, green zone waktu tanggap 30 menit, dan waktu untuk melakukan observasi maksimal 6 jam. Batasan waktu ini mampu meningkatkan kualitas layanan sekaligus menunjang pelaksanaan TEMS.

Saat pasien telah tiba di rumah sakit, akan mendapatkan penanganan sesuai dengan kondisi dari pasien berdasarkan data yang telah masuk. Semua informasi yang masuk mampu mempehitungkan dengan baik setiap kondisi pasien.

Inovasi ini ternyata mampu meningkatkan kepuasaan masyarakat. Berdasarkan laporan suvey kepuasan pasien RSUD dr. Iskak Tulungagung 2016, angkanya terus meningkat dari tahun 2011 sampai 2016. Sebelum adanya inovasi TEMS ini tahun 2011 angka kepuasaan mencapai 74,51 poin dan menurun di tahun 2012 menjadi 73,68.

Kepuasaan pun meningkat menjadi 73,88 poin pada tahun 2013, 76,95 poin pada tahun 2014, 78,84 poin pada tahun 2015, dan meningkat pesat menjadi 81,97 poin pada tahun 2016. Inovasi yang dihadirkan RSUD dr. Iskak Tulungagung ternyata mampu meningkatkan kepuasan bagi para pasien dalam menerima pelayanannya.

Inovasi ini mampu menurunkan angka kematian kurang dari 24 jam, kecacatan permanen, dan hilangnya nyawa pasien. Ditambah masyarakat mudah untuk mengakses Instalasi Gawat Darurat (IGD) mampu meningkatkan pengurangan kematian di wilayah Tulungagung.

Pengembangan berikutnya, RSUD dr. Iskak Tulungagung mampu untuk mengalokasikan dananya mencapai Rp4 Miliar per tahun untuk pasien miskin. Hal ini yang menjadi titik kekuatannya dalam membantu pasien miskin, tanpa dana dari APBD maupun APBN.

Sehingga, di RS ini tak ada pasien ditolak karena miskin, selama bisa menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan surat keterangan tidak mampu. Komitmen RSUD dr. Iskak Tulungagung untuk kemanusiaan tercermin untuk tidak mengambil profit besar. Obat-obat yang digunakanpun hanya obat generik, adanya obat generik mampu menekan biaya bagi pasien dan rumah sakit.

Kemudahan lainnya, layanan menggunakan Short Massage Service (SMS). Para calon pasien hanya cukup SMS ke nomor di RSUD dr. Iskak Tulungagung, setelah itu petugas rumah sakit akan mengirimkan SMS balasan berupa penjelasan teknis yang harus dilakukan calon pasien.  SMS itu berisi nomor antrian, berkas yang dibutuhkan, dan perkiraan waktu pelayanan. (IZn – persi.or.id)