Papua – Upaya Kementrian Kesehatan menangani kasus campak dan gizi buruk di Asmat, Papua, menyisakan kisah tentang kiprah Menteri Kesehatan Nila F Moeloek yang meninjau langsung pasien menggunakan sepeda motor. Pada kunjungannya Kamis (25/1), Nila dibonceng tentara, mengunjungi pasien yang dirawat di gereja Gereja Protestan Indonesia (GPI) dan RSUD Agats.
Nila berpesan kepada para orang tua agar benar-benar memperhatikan kebersihan. “Kenapa tidak cuci tangan, kalau tangan kotor terus makan kan banyak kuman. Cacing ikut kemakan sama anaknya. Biasakan cuci tangan,” kata Nila yang didampingi Kepala Badan Badan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Usman Sumantri, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Mohamad Subuh, Dirjen Pelayanan Kesehatan Bambang Wibowo serta Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Maura Linda Sitanggang.
Nila menyatakan hal itu dalam pembicaraan dengan salah satu ibu pasien. “Di sekitar rumahnya terdapat banyak lumpur dan menjadi tempat bermain anaknya, dan cuci tangan pakai sabun pun tidak biasa dilakukan,” ujar sang ibu.
Sejak September 2017, RSUD Agast dan tim gabungan telah menangani 646 kasus campak, 144 gizi buruk, 4 kasus campak dan gizi buruk dan 25 suspek campak.
Usai meninjau, Nila menyatakan mayoritas kondisi pasien membaik, terlihat dari kondisi tubuh secara umum, tidak ada keluhan, berat badan naik serta asupan makan dan minum yang tidak bermasalah.
“Bapak Ibu jaga terus kesehatan keluarga dan lingkungan ya. Biasakan cuci tangan pakai sabun, perhatikan kebersihan badan,” ujar Nila pada orang tua pasien.
Pada kunjungan ke RSUD Agats, Nila pun mengunjungi pembangunan gedung rumah sakit baru yang belum dilengkapi fasilitas alat kesehatan nmaun di beberapa ruang sudah terdapat tempat tidur. “Utamakan ketersediaan air terlebih dahulu,” ujar Nila pada Direktur RSUD Agats, Riechard Mirino.
Di GPI, yang berlokasi di belakang RSUD Agats, yang juga menampung pasien rawat inap pasien campak dan gizi buruk dalam masa pemulihan, Nila menyempatkan bermain ular tangga dengan dua anak di halaman depan gereja. Selain ular tangga, ada permainan lain yang bisa dimainkan anak-anak di sana seperti permainan balon bahkan berlari.
Selain untuk memecah rasa bosan, permainan itu dimaksudkan untuk merangsang sistem motorik pada anak. Mereka juga diberikan pemahaman tentang penting dan caranya mencuci tangan melalui video. (IZn – pdpersi.co.id)