PERSI Selenggarakan Webinar UTD, Bagian dari Prakegiatan Seminar Nasional PERSI XIX

Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menyelenggarakan Webinar Unit Transfusi Darah (UTD): Tantangan dan Peluang melalui Zoom dan YouTube pada Rabu, 27 September 2023. Acara dibuka Ketua Umum PERSI dr. Bambang Wibowo, SpOG (K) MARS, FISQua dan diikuti pimpinan, manajemen dan tim UTD RS. Webinar ini merupakan rangkaian kegiatan prakegiatan Seminar Nasional PERSI XIX dan Seminar Tahunan Patient Safety XVII Tahun 2023.

dr. Bambang menyatakan PERSI selalu berusaha untuk memfasilitasi kebutuhan RS-RS anggotanya, termasuk memastikan RS bisa memenuhi kebutuhan pasokan darah bagi pasien. “Saat ini Kementerian Kesehatan membuka akses bagi RS untuk membuka layanan darah juga terdapat kondisi naiknya tarif BPJS Kesehatan dari Rp360 ribu menjadi Rp490 ribu. Artinya ada kenaikan 36%. Saat ini pendapatan RS tercatat naik 5-10%. Kondisi ini tentu harus kita antisipasi, semoga dengan kegiatan ini menjadi kesempatan bagi RS anggota PERSI, mulai RS vertikal, RS daerah dan RS-RS lainnya untuk belajar dari RS-RS yang akan menjadi narasumber di acar ini,” kata dr. Bambang.

dr Bambang juga mengingatkan, anggota PERSI dan kalangan perumahsakitan untuk segera mendaftarkan diri untuk mengikuti rangkaian acara Seminar Nasional pada 8-21 Oktober 2023. ”Kami menghimbau kalangan perumahsakitan untuk segera mendaftar untuk mendapatkan perkemabangan terakhir di dunia rumah sakit sesuai tema tahun ini Sumber Daya Lokal, Berdaya Saing Global,” kata dr. Bambang.
Kepala Unit Pelayanan Transfusi Darah RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Dr. dr. Teguh Triyono, M.Kes., Sp.PK(K) dalam meterinya yang berjudul Mempersiapkan dan Mengelola Unit Transfusi Darah di RS menyatakan pelayanan darah merupakan isu global dengan fokus perhatian pada ketersediaan, keamanan, dan mutu darah.

”Mutu sekarang juga menjadi faktor penting, jadi bukan hanya ketersediaan. Maka yang harus kita perhatikan adalah rekrutmen pendonor, seleksi, hingga penjaminan internal dan eksternal. Meski tidak pernah ada jaminan bahwa transfusi darah bisa aman 100%, namun kami akan memastikan seluruh proses berjalan paling aman,” kata dr. Teguh.
Direktur Utama RSUP Kariadi drg. Farichah Hanum,M. Kes menyatakan UTD di RS yang dipimpinnya beroperasi sejak 2020 sejalan dengan penyelenggaraan layanan unggulan yaitu transplantasi sumsum tulang hingga bedah jantung yang dibuka setahun sebelumnya. Namun, dampak positif lainnya dengan dibukanya UTD adalah efisiensi pada aspek biaya.

”UTD bertanggungjawab pada penyelenggaraan, penyediaan dan pendistribusian donor. Dampak efisiensi biaya yang kami rasakan, bisa terlihat pada sepanjang Januari hingga Juli 2023 dengan pendapatan yang dihasilkan yaitu Rp24,3 miliar, sementara beban yang dikeluarkan Rp16,2 miliar sehingga terjadi surplus Rp8,9 miliar, walaupun ada komponen bahan sekali pakai yang belum kami hitung,” kata drg. Farichah.

Kesimpulannya, lanjut drg. Farichah, dengan memiliki UTD ini akan membawa manfaat pada ketersedian darah, komponen biaya, memudahkan staf RS agar bisa berdonor, hingga memudahkan penelusuran jika terjadi reaksi pascatransfusi.

Sementara, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan drg. Yuli Astuti Saripawan, M.Kes menyatakan pemerintah pusat bertanggung jawab menetapkan standar pelayanan dan menerapkan standar biaya. Sedangkan pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap pelayanan darah di wilayahnya. (IZn – persi.or.id)