Di Sesi Workshop Seminar Nasional PERSI, Kemenkes Ungkap Tengah Godok Perubahan Remunerasi Dokter RS Vertikal

Sesditjen Pelayanan Kesehatan Kementerian kesehatan dr. Andi Saguni, MA menyatakan pihaknya tengah melakukan transformasi pada RS vertikal (RSV) dengan meningkatkan produktifitas kerja melalui perbaikan sistem remunerasi, pelatihan dan pengembangan karir yang berkeadilan. Melalui survey yang telah ditemukan 3 keluhan utama dokter RSV, yaitu sistem remunerasi yang tidak transparan, rumit dan tidak kompetitif.

Sesditjen Pelayanan Kesehatan Kementerian kesehatan dr. Andi Saguni, MA menyatakan pihaknya tengah melakukan transformasi pada RS vertikal (RSV) dengan meningkatkan produktifitas kerja melalui perbaikan sistem remunerasi, pelatihan dan pengembangan karir yang berkeadilan. Melalui survey yang telah ditemukan 3 keluhan utama dokter RSV, yaitu sistem remunerasi yang tidak transparan, rumit dan tidak kompetitif.

”Isu sistem remunerasi menyebabkan kebanyakan dokter tidak disiplin kerja, bahkan mengutamakan bekerja di RS swasta. Beberapa inisiatif telah disampaikan oleh tim Champion yang kami bentuk, yaitu sistem remunerasi yang lebih transparan, dengan memberikan rincian perhitungan per pegawai, mengubah penilaian jadi sesuai kinerja dan beban kerja, serta mengimplementasikan sistem fee for service,’ ujar dr. Andi pada sesi workshop remunerasi dalam rangkaian Seminar Nasional PERSI XIX, Seminar Tahunan Patient Safety XVII dan Hospital Expo XXXV, di Jakarta Convention Center (JCC).

Pada workshop remunerasi yang diikuti direksi RSV maupun RSUD, hadir dr. Lies Dina Liastuti, Sp.JP(K), MARS sebagai moderator dan pembahas dr. Agus Suryanto, Sp.PD-KP, MARS, Ken Ramadhan (PB-IDI) dan dr. Tonang Dwi Ardyanto, Sp.PK, P.hD (UNS).

”Berdasarkan sistem remunerasi yang lama, dokter di RSV mendapatkan 3 komponen remunerasi yaitu pay for position, pay for performance, dan pay for people. Pada sistem remunerasi yang baru, diharapkan perhitungan remunerasi mudah dipahami, sederhana dan dapat dijelaskan kepada dokter dan tenaga Kesehatan dengan berorientasi pada kinerja pelayanan, transparan dan berkeadilan.” kata dr. Andi.

Pimpinan BLU, kata dr. Andi, juga memiliki kewenangan untuk melakukan penyesuaian sistem remunerasi dalam menunjang program prioritas seperti penelitian, pendidikan dan pengampuan. Disamping itu pimpinan BLU juga harus mampu mendorong peningkatan kinerja pegawai, pelayanan kepada masyarakat dan pendapatan rumah sakit.

“Sebagai saran, saya menyarankan agar pembagian remunerasi diberikan bersamaan waktunya dengan penghasilan eksekutif disertai dengan penerapan IT yang real time.”

Rangkaian Seminar Nasional PERSI berlangsung pada 18 – 21 Oktober 2023 dengan mengangkat tema Sumber Daya Lokal, Berdaya Saing Global. Kegiatan ini diikuti 846 orang peserta kalangan rumah sakit dari Sabang hingga Merauke, sedangkan Hospital Expo diikuti 569 peserta pameran. (IZn – persi.or.id)