Menko Perekonomian Apresiasi Dukungan PERSI pada Penanganan Pandemi dan Pemulihan Ekonomi

Presidensi Indonesia pada G20 menjadi kesempatan untuk turut serta berperan dalam global heath architecture dengan menjalin kerjasama antar anggota G20. Kerjasama itu meliputi penguatan kolaborasi dan pendanaan, transfer teknologi, serta dukungan komprehensif dalam vaksinasi Covid-19. Targetnya, mempercepat jumlah rumah sakit (RS) rujukan yang mampu menangani empat penyakit penyebab kematian tertinggi, yaitu jantung, kanker, stroke dan ginjal.

“Tidak semua provinsi memiliki RS dengan layanan kemoterapi dan stroke, sehingga kami harapkan pada 2027 kemampuan itu sudah merata. Jaringan RS juga sudah dapat menjangkau 100% kabupaten/kota di Indonesia untuk memberikan akses yang lebih merata,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keynote speech kedua Seminar Nasional XVIII PERSI, Seminar Tahunan XVI Patient Safety, dan Hospital Expo XXXIV, Rabu (19/10) yang bertema “Strategi Membangun Patient Loyalty Dalam Upaya Meningkatkan Daya Saing Rumah Sakit indonesia di Tingkat Asia.”

Airlangga juga memaparkan, sekitar 60% dari total RS merupakan milik swasta, sehingga dibutuhkan kerjasama yang berkesinambungan dan kolaborasi antara pemerintah dan swasta dalam meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya saing. “Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, pemerintah juga telah memberi kesempatan kepada semua investor asing untuk ikut membangun rumah sakit di Indonesia,” kata Airlangga.

Airlangga juga menyoroti, sekitar satu juta penduduk Indonesia berobat ke luar negeri per tahun dengan perkiraan nilai belanja Rp165 triliun. Angka ini menjadi peluang besar dan seharusnya menjadi refleksi bagi RS untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. “Oleh karena itu, pemerintah dengan PT Hotel Indonesia bekerja sama dengan Indonesia Healthcare Corporation akan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan dan Pariwisata pertama di Indonesia, yakni KEK Sanur di Provinsi Bali.”
KEK Sanur itu direncanakan terbagi menjadi “healthy and wellness zone” dan “tourism and supporting zone.” Nantinya KEK Sanur dapat menyerap lebih dari 40.000 tenaga kerja dan menambah perolehan devisa hingga USD1.28 miliar pada 2045. KEK Sanur juga akan memiliki fasilitas kesehatan yang lengkap sehingga bisa menyerap sekitar 4-8% masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri.

KEK Sanur juga akan memiliki sekolah keperawatan serta training and academic research centre untuk mendukung operasional RS yang akan dibangun. Pembangunan KEK Sanur ini menjadi bagian penting peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan daya saing SDM, sekaligus salah satu motor pemulihan ekonomi.

“Kolaborasi antara pemerintah dengan PERSI diharapkan tetap terjaga, kegiatan seperti ini juga diharapkan dapat menjadi wadah untuk menghasilkan gagasan yang dapat membawa kemajuan bagi dunia kesehatan di Indonesia. Pada kesempatan ini saya juga ingin mengucapkan apresiasi atas peran aktif seluruh stakeholders rumah sakit dalam melakukan vaksinasi Covid-19, sehingga kita sudah mencapai 440 juta dosis.”

Airlangga juga berharap PERSI juga berkontribusi pada vaksinasi dosis ketiga, minimal mencapai rekomendasi WHO, yakni 70% dosis primer lengkap dan 50% dosis booster di semua. Vaksinasi itu diharapkan mendukung pertumbuhan ekonomi yang pada triwulan II-2022 sebesar 5,44%, lebih tinggi daripada sebelum pandemi. “Ini menandakan pemulihan ekonomi yang terjadi pada Triwulan II-2021 terus berlanjut dan semakin menguat. Pencapaian tersebut tentu tidak terlepas dari peran pemerintah, swasta, masyarakat, juga PERSI sebagai lini terdepan penanganan pandemi.” (IZn – persi.or.id)