Seminar Nasional PERSI: Minimalisir Tumpukkan Pasien di RS Rujukan, Kemenkes Targetkan Pemerataan Kemampuan RS

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyatakan upaya perbaikan pelayanan kesehatan di tingkat rujukan menjadi salah satu prioritas Kementerian Kesehatan dalam transformasi kesehatan. Hal ini disampaikan dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) pada Rabu (19/10) di JCC Senayan.

“Kementerian Kesehatan tengah melakukan transformasi kesehatan yang salah satu pilarnya adalah pilar tranformasi layanan rujukan sebagai pilar kedua dari enam pilar. Ada tiga hal dalam pilar layanan rujukan yakni jejaring rujukan, perbaikan rumah sakit vertikal, dan kerjasama internasional,” ungkap Wamenkes Dante.

Transformasi layanan rujukan dilakukan melalui program jejaring rujukan dan pengelompokkan rumah sakit menjadi 3 kategori, yakni Rumah Sakit Madya, Rumah Sakit Utama, dan Rumah Sakit Paripurna. Masing-masing kategori memiliki kapasitas yang berbeda.

Wamenkes Dante menuturkan, pemerataan rujukan melalui optimalisasi jaringan rumah sakit nasional terhadap empat penyakit tersebut akan dicapai 100% pada tahun 2027, dan ditargetkan sudah terealisasi sebanyak 50% di tahun 2024.

Target lainnya yakni sebanyak 34 provinsi minimal harus mempunyai Rumah Sakit tingkat Paripurna dan Utama. Kemudian sebanyak 507 kabupaten/kota minimal harus memiliki Rumah Sakit tingkat Madya yang mampu melakukan pelayanan Kesehatan yang lebih baik daripada layanan yang ada sekarang.

“Kita telah menyusun anggaran alat yang digunakan di rumah sakit jejaring tersebut sehingga dapat memberikan pelayanan kelas dunia. Untuk memastikan hal tersebut kita mempunyai target yang terukur dari waktu ke waktu,” kata Wamenkes.

Perbaikan layanan RS juga dilakukan terhadap fasilitas pendukung lainnya seperti parkir, taman, toilet, ruang tunggu, waktu pelayanan pasien, penanganan keluhan pasien, kepatuhan jam kerja, digitalisasi sistem administrasi serta pelayanan yang terintegrasi.

Peningkatan mutu juga dilakukan melalui kerjasama dengan institusi global untuk meningkatkan kemampuan layanan kesehatan, serta manajemen rumah sakit. “Faktanya masih banyak masyarakat Indonesia yang melakukan pengobatan di luar negeri. Melalui upaya peningkatan mutu kerjasama internasional ini diharapkan masyarakat dapat lebih percaya dengan RS di Indonesia sehingga angka kunjungan rumah sakit luar negeri dapat berkurang.” (IZn – persi.or.id)