Sesi Workshop Seminar Nasional PERSI Kupas Isu Terkini yang Dihadapi Berbagai Profesi RS

Pada berbagai sesi workshop dalam rangkaian Seminar Nasional PERSI XIX, Seminar Tahunan Patient Safety XVII dan Hospital Expo XXXV, di Jakarta Convention Center (JCC) dikupas berbagai topik terkini yang dibutuhkan berbagai profesi perumahsakitan.

Sebanyak enam workshop dikupas pada hari kedua Seminar Nasional PERSI. Topik-topik yang dikupas adalah Transformasi RS dalam Mewujudkan Keselamatan dan Pelayanan Berfokus pada Pasien, Penyusunan Pedoman Etika dan Perilaku dan Peraturan Internal RS sesuai Regulasi Terkini di Bidang Perumahsakitan serta Optimalisasi Koding INA CBGs dalam Peningkatan Kualitas Klaim. Ada pula topik Enhancing Medication Management Quality in Hospitals: Harnessing Risk Management, FMEA, and PDSA, Penerapan Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit, serta Implementasi Electronic Nursing Record dalam Elektronik Medical Record di Rumah Sakit.

Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Wilayah Jakarta dr. Yanuar Jak, Sp.OG,MARS,PhD, FISQua, MPM,CLC pada workshop satu Transformasi RS dalam Mewujudkan Keselamatan dan Pelayanan Berfokus pada Pasien menekankan pentingnya kesadaran kalangan rumah sakit menyusun dan mengisi laporan insiden.

Pada paparannya yang berjudul Teknik dan Strategi Komunikasi Efektif dalam Keselamatan Pasien, dr. Yanuar menekankan, penyusunan laporan menjadi penanda rumah sakit mampu dan mau mengidentifikasi masalah serta melakukan upaya untuk menangani dan mencegah insiden berulang.

“Jadi ketika ada anggota tim yang bersedia mengisi laporan, jangan dirundung atau bahkan dipecat. Laporan menandakan proses perbaikan dilakukan,” ujar Yanuar dalam workshop yang pesertanya didominasi komite keselamatan pasien dari berbagai rumah sakit.

Sementara, angggota Institut Keselamatan Pasien Rumah Sakit (IKPRS)dr. May Hizrani, MARS pada sesi itu mengingatkan agar komunikasi dengan pasien dilakukan dengan bermakna dan didasari keterbukaan.

“Misalnya, terdapat kasus ada keluarga pasien yang mengingatkan jenis obat yang diberikan keliru, ternyata tim medisnya tidak mengkonfirmasi ulang dan tennyata memang keterangan dari keluarga itu benar,” ujar dr. May.

Sementara, pada workshop-workshop lainnya yang dilaksanakan paralel, dihadiri kalangan perawat, tim digital hingga divisi farmasi rumah sakit (IZn – persi.or.id)