Kemenkes Kolaborasikan Puskesmas dan RS Untuk Deteksi Dini Kanker

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menekankan strategi utama menurunkan angka kematian akibat kanker adalah dengan deteksi dini. Jika kanker bisa diketahui lebih dini, tingkat kesembuhannya lebih besar, dan biayanya lebih murah. Strategi ini diimplementasikan secara masif dengan melibatkan puskesmas dan rumah sakit.

“Kami berupaya melengkapi fasilitas pelayanan kesehatan deteksi dini kanker di tingkat puskesmas kabupaten/kota untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan layanan deteksi dini. Layanan deteksi dini ini khususnya untuk 4 jenis kanker utama, yakni kanker payudara dan kanker serviks pada wanita, serta kanker paru-paru dan kanker usus yang banyak dialami pria,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin saat menghadiri peringatan Hari Kanker Sedunia yang digelar RS Kanker Dharmais, Jakarta.

Hari Kanker Sedunia dirayakan setiap 4 Februari untuk meningkatkan kesadaran terhadap kanker dan mendorong pencegahan, deteksi, dan pengobatan kanker. Hari Kanker Sedunia dibentuk oleh Union for International Cancer Control untuk mendukung Deklarasi Kanker Dunia.

Menkes Budi mengatakan semua puskesmas sedang disiapkan untuk bisa melayani deteksi dini 4 jenis kanker tersebut. Harapannya tahun ini, semua alatnya bisa selesai dibagikan secara bertahap ke 10.000 Puskesmas di 514 kabupaten/kota.

Alat kesehatan tersebut di antaranya deteksi dini kanker payudara adalah Probe Linear USG. Sedangkan untuk deteksi dini kanker serviks, tes HPV DNA yang hasilnya lebih akurat dan prosesnya lebih mudah dibandingkan dengan Pap Smear. Selain itu, juga akan disediakan layanan skrining kanker paru dengan alat Low Dose CT-Scan (LDCT) dan kanker usus besar dengan kolonoskopi. LDCT mampu mendeteksi lesi kecil atau nodul pada paru-paru yang mungkin merupakan tanda awal kanker paru-paru.

Menkes Budi berharap upaya ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mau pergi ke puskesmas dan melakukan skrining serta pemeriksaan deteksi dini kanker.

“Kita semua perlu berkolaborasi melakukan edukasi yang masif supaya masyarakat mau pergi ke puskesmas untuk lakukan deteksi dini. Masyarakat jangan takut buat skrining dan periksa. Jika terdeteksi ada yang positif kanker, tidak perlu khawatir, bisa langsung rujuk ke rumah sakit karena sudah kami siapkan untuk dilakukan perawatan berikutnya. Lebih cepat ditemukan maka kemungkinan sembuhnya juga besar,” tutup Menkes Budi.

Sejalan dengan hal tersebut, Direktur Utama RS Kanker Dharmais dr. R. Soeko Werdi Nindito mengungkapkan pihaknya bekerja sama dengan kolegium dan organisasi profesi untuk memberikan pelatihan kepada dokter-dokter umum di puskesmas untuk dapat melakukan layanan deteksi dini kanker.

“Kami akan ikut melatih dokter-dokter umum di puskesmas untuk bisa melakukan USG dan layanan deteksi dini kanker lainnya dengan turut bekerja sama dengan organisasi profesi dan kolegium supaya pelatihan secara masif dapat dilakukan dalam waktu cepat,” ungkap dr. Soeko. (IZn – persi.or.id)